Sabtu, 09 November 2013

Tenggarong Kutai Carnival


Ulang tahun Kota Tenggarong ke-231 membuat suasana kota Tenggarong lebih meriah dari biasanya. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisatanya menggelar Festival Kota Raja II yang berlangsung selama sebulan, 28 September – 28 Oktober 2013.
aneka festival seperti on the street dan festival 5500 lampion. festival ini melibatkan sekitar 100 talent dalam karnaval tersebut. Jumlah talent meningkat dibanding dengan festival pertama yang berhasil menggandeng sekitar 75talent. Tema yang diambil pada festival Tenggarong tahun 2013 ini yaitu "THE MAGIC OF BORNEO" dan ada 3 sub tema kostum yang di tampilkan yaitu Belian, Anggrek, dan Seraong.
Kemeriahan Tenggarong Kutai Carnival ini juga di meriahkan oleh JFC (Jember Fashion Carnaval).

penampilan talen dengan costum belian 

 penampilan talen dengan costum anggrek

penampilan talen dengan costum seraong

 penampilan salah satu talen dari Jember Fashion Carnaval

tarian Jepen

Dan selanjutanya ada kegiatan pesta langit malam yang di gelar pada sabtu malam tanggal 26 oktober di halaman kantor Bupati Kukar dengan menerbangkan 5500 lampion. Jumlah 5500 lampion ini telah melumpuhkan rekor sebelumnya yang telah di pegang oleh kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang hanya menerbangkan 5000 lampion saja.



Jumat, 08 November 2013

Wisata Kampung Sarung Tenun Samarinda

Kampung Sarung Tenun Samarinda berada di Samarinda Seberang.  Pembuatan sarung tenun samarinda ini cukup memakan waktu yang lama, untuk alat yang masih sangat tradisional yang biasa disebut Gelodok proses pembuatan sarung tenun samarinda bisa memakan waktu hingga 3 bulan lamanya untuk 1 buah sarung dan harga jual dari kain tenun yang sudah jadi bervariasi antara 200rb hingga 500rb tergantung motif dan jenis bahan yang digunakan. 






gambar gedokan (nama alat tenun atau pembuatan sarung) di kampung sarung tenun




beberapa hasil sarung tenun dan diperdagangkan di kampung tenun ini







Masjid Shirathal Musthaqiem

Masjid Shiratal Mustaqiem adalah masjid tertua di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, tepatnya di kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang. Masjid yang dibangun pada tahun 1881dan dipimpin oleh tokoh agama yaitu Sayied Abdul Rahman.
Konon katanya, ada 4 tiang yang didirikan oleh nenek misterius. Kala itu banyak warga yang tidak mampu mengangkat dan menanamkan tiang utama. Berkali-kali di lakukan tetapi selalu gagal. Pada saat itu datang lah seorang nenek, dia mendekati warga yang sedang bergotong royong untuk membangun dan memasang 4 tiang, kemudian nenek tersebut meminta izin kepada warga untuk mengangkat dan memasang tiang. tetapi nenek tersebut memberikan persyaratan kepada para jemaah semua "bahwa pada malam hari setelah sholat isya-sholat subuh jangan ada yang keluar rumah". Akhirnya warga pun menuruti syarat yang nenek minta tersebut. Dan keesokan harinya warga pun kaget setelah shalat shubuh 4 tiang tersebut sudah berdiri kokoh. Akhirnya nenek tersebut di cari oleh warga hingga saat ini nenek tersebut tidak ditemukan.
Masjid ini pernah menjadi pemenang ke-2 dalam Festival masjid-masjid bersejarah di Indonesia pada tahun 2003. 





Masjid Shiratal Muastaqim
 


 
Mimbar di dalam Masjid




Tempat wudhu pada zaman dahulu

Tempat wudhu pada saat ini 



Wisata Religi Makam Lamohang Daeng Mangkona


Makam penyebar pertama agama Islam yang juga pendiri Kota Samarinda, Daeng Mangkona, secara tak sengaja ditemukan pada tahun 1960 di jl.mas penghulu abd.Rasyid. Makam itu diperkirakan telah berusia 400 tahun menurut juru kunci yang menjaga di sekitar makam tersebut. Daeng Mangkona adalah seorang penyebar agama Islam yang berasal dari Suku Bugis, Bone, Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau menyebarkan agama Islam ke Kalimantan Timur melalui pesisir Sungai Mahakam. Saat ini, kompleks yang dalamnya terdapat empat makam, yakni makam Daeng Mangkona, istri serta kedua anaknya. Makam Daeng ini juga sering diziarahi oleh para penjiarah dari brbagai daerah seperti Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Sumatera. 


 makam Daeng Mangkona
 

 makam istri Daeng Mangkona

makam anak Daeng Mangkona

 makam prajurit daeng mangkona

 papan sejarah Daeng Mangkona

 pendopo Daeng Mangkona
 saya dan teman-teman di sekitar makam Daeng Mangkona, tepat nya berfoto di depan miniatur kapal

Kamis, 07 November 2013

Desa Lekaq Kidau (Desa Budaya), Kecamatan Senoni Sebulu, KUKAR, KALTIM

Desa Budaya, Desa Lekaq Kidau, terletak di Kecamatan Senoni Sebulu, Kukar-Kaltim. untuk menempuh desa ini, dari kota Samarinda ke Tenggarong kurang lebih 2 jam dengan menggunakan sepeda motor atau jalur darat. Kemudian setelah sampai di Tenggarong, kita menyebrang sungai dengan menggunakan kapal sekitar 15 menit. Desa ini memiliki khas tersendiri dilihat dari seni budaya nya. Disini masih terdapat seni ukiran khas dayak, Seni Keranjinan Tangan, dan budaya khas dari suku dayak. Disini anda juga bisa melihat Lamin Pemung Tawar yang lengkap dengan seni ukiran pahat di seluruh bagian Lamin.
Setiap tanggal 19 oktober didesa ini di selenggarakan pesta panen yaitu panen Mecaq Undat yang bermaksud sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas panen yang telah diberikan. Dalam acara ini biasanya diadakan pemotongan babi, tari-tarian suku dayak kenya, dan pengayakan beras.

 foto saat pemotongan babi


tarian suku dayak kenya

 Lamin Pemung Tawar


 saya dan teman-teman setelah selesai pesta panen

 saya bersama salah satu nenek suku asli dayak di Desa Lekaq Kidau
Demikian foto-foto dan informasi saat berada di Desa Lekaq Kidau :)